Nasal Kanul - Pengertian, Indikasi, Efek Samping, Dosis dan Prosedur Pemberian
Blogperawat.Net - Orang yang kekurangan oksigen perlu mendapatkan terapi oksigen, salah satu terapi oksigen yang dapat diberikan adalah menggunakan nasal kanul.
Nasal kanul adalah alat terapi oksigen (O2) dengan sistem arus rendah yang terdiri dari sepasang tube dengan panjang kurang lebih 2 cm yang dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube dihubungkan secara langsung menuju oxygen flow meter.
Pemberian nasal kanul berapa LPM (liter per menit) ?
Kelebihan menggunakan nasal kanul
Nasal kanul menjadi alternatif bila tidak terdapat sungkup muka, terutama bagi pasien yang membutuhkan konsentrasi oksigen rendah. Nasal kanul juga tergolong sebagai alat yang sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya.
Keuntungan menggunakan nasal kanul lainnya adalah pemberian oksigen yang stabil serta pemasangannya mudah dan nyaman oleh karena pasien masih dapat makan, minum, bergerak dan berbicara.
Indikasi pemberian oksigen nasal kanul
Indikasi pemberian nasal kanul adalah sebagai terapi oksigen bagi pasien yang membutuhkan konsentrasi oksigen (O2) rendah seperti pada pasien dengan penyakit asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan pneumonia dengan hipoksia.
Efek samping pemberian oksigen nasal kanul
Walaupun pemasangan nasal kanul sudah benar tetap saja bisa terjadi efek samping, beberapa kemungkinan yang bisa terjadi yaitu iritasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus, hiperoksia dan hiperkapnia.
Prosedur pemberian oksigen nasal kanul
Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk pemberian terapi oksigen dengan kanul nasal:
- Menjelaskan prosedur pada klien
- Perawat cuci tangan
- Memasang sarung tangan
- Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit, aliran 1-5 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 24-44 %. Kemudian, observasi humidifier dengan melihat air.
- Memasang kanul nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien dan periksa kanul tiap 6-8 jam
- Kaji cuping, septum dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam
- Catat kecepatan aliran oksigen ,rute pemberian dan respon klien, buka sarung tangan dan cuci tangan
- Dokumentasikan dalam status (catatan perawatan)
Yang harus diperhatikan terkait pemberian terapi oksigen
Karena deteksi terhadap efek samping dari terapi oksigen tergolong tidak mudah, maka perlu dilakukan pencegahan terhadap timbulnya efek samping dari terapi oksigen dengan cara pemberian oksigen yang harus dilakukan dengan dosis serta cara yang tepat.
Pemberian oksigen yang paling aman dilakukan pada fraksi oksigen (O2) (FiO2) 0,5-1. Menggunakan terapi oksigen juga sangat beresiko terhadap api, oleh karena itu sangat perlu untuk mengedukasi pasien untuk menghindari merokok serta tabung oksigen harus diyakinkan aman agar tidak mudah terjatuh dan meledak.